Warga Dusun Kagok, Desa Ngarap Arap, Grobogan gotong royong membersihkan wihara. (Foto:Detikcom/Febrian Chandra)
Indahnya Toleransi! Jelang Waisak, Warga Muslim di Grobogan Jawa Tengah Ikut Gotong Royong
Grobogan (tajukpos.com)
Menjelang Hari Raya Waisak, umat Muslim dan Buddha di desa di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah kompak bergotong royong bersih-bersih lingkungan. Warga Dusun Kagok, Desa Ngarap Arap, Kecamatan Ngaringan, sudah sejak lama hidup damai berdampingan.
"Setiap menjelang hari raya Waisak, orang di dusun Kagok sini melakukan kegiatan bersih-bersih di Wihara dan di lingkungan desa. Itu dilakukan oleh umat muslim dan Buddha secara gotong royong," kata Indah ketua Wandani Vihara Tri Dharma Loka saat ditemui detikcom, Selasa (25/05/2021).
Menjelang Waisak, tak hanya kawasan wihara yang dibersihkan. Warga juga membersihkan tempat ibadah masjid, saluran air, punden dan pemakaman umum.
Tampak sekelompok ibu-ibu pengajian turut menyumbangkan dua karung beras dan paket sembako untuk sajian para umat Buddha saat perayaan Waisak besok.
"Ini rutin kita lakukan setiap jelang perayaan Hari Raya Waisak, agar saudara kita umat Buddha juga merasa memiliki saudara meski berbeda keyakinan," kata Ngatini anggota kelompok ibu-ibu pengajian setempat.
Tak hanya ibu-ibu, sekelompok bapak-bapak juga tampak bergotong royong membersihkan makam dan jalur irigasi desa. Beberapa sudut desa juga dihias dengan umbul-umbul.
Kepala Dusun Kagok, Kiswanto, menuturkan mayoritas warganya beragama Buddha. Mereka juga sudah hidup berdampingan sejak turun temurun.
"Ada 60 persen yang beragama Budha atau sekitar 140 KK dari total 214 KK di dusun ini," terang Kiswanto.
Dia menambahkan Dusun Kagok, Desa Ngarap Arap layak dijuluki dusun toleransi. Sebab, warganya sudah terbiasa gotong royong dan hidup rukun satu sama lain.
"Kegiatan seperti ini tidak hanya dilakukan jelang hari raya Waisak saja. Namun jelang perayaan hari besar umat muslim atau agama lainnya hal serupa juga kami lakukan," terangnya.
Kiswanto menuturkan warganya pun masih menjaga tradisi untuk hidup rukun yang sudah diajarkan sejak era leluhur.
"Para warga dan dusun hingga kini masih menjaga tradisi yang sudah lama dilakukan leluhur secara turun menurun," ucap Kiswanto.(Detikcom)