
Boydo : Wajar Akhyar Bilang Begitu, Buang Sampah Sembarangan Saja Bisa Dibilang "Babi"
Medan (TAJUKPOS) - Statemen yang dikeluarkan Plt Wali Kota Akhyar Nasution dan beredar viral videonya, seharusnya tidak dipermasalahkan. Apalah arti ucapan yang dilontarkan, bila dibandingkan dengan sibuknya Akhyar bekerja untuk rakyat saat ini.
Perasaan emosi dan keletihan akibat banyaknya pekerjaan bisa saja membuat Plt Wali Kota Medan berkata seperti itu, ujar Pemerhati Politik Kota Medan, Boydo HK Panjaitan SH kepada wartawan di Medan, Selasa (19/11/2019).
Dirinya sangat memahami apa yang dilontarkan Plt Wali Kota Medan tersebut, merupakan puncak kekecewaan akibat banyaknya babi yang dibuang ke sungai dan jalan. Boydo melihat permasalahan pembuangan bangkai babi tersebut sudah sangat di luar kewajaran. “Wajar Akhyar bilang begitu, buang sampah sembarangan bisa dibilang ‘babi,’ apalagi buang babi sembarangan,” ujarnya.
"Ini puncak kekecewaan, ada yang dibuang ke sungai, ada pula yang dibuang ke jalan," jelasnya seraya mengatakan kalau beban Plt wali kota sekarang semakin besar.
Ditambahkannya, Akhyar selaku Plt Wali Kota Medan juga adalah manusia yang memiliki kekurangan. Apalagi dalam kondisi lelah, bisa saja terucap apa saja tanpa disadarinya. Setidaknya, hal itu jangan dijadikan patokan terhadapnya.
Lebih baik, seluruh masyarakat Kota Medan melihat kinerjanya selama ini. Terlebih setelah menjadi Plt wali kota, Akhyar selalu turun ke lapangan untuk menyelesaikan persoalan rakyat, baik itu tentang bangkai babi, drainase, jalan dan lainnya, ujarnya.
Untuk ucapan yang dikeluarkan Plt wali kota, Boydo menyebutkan, pada dasarnya orang yang membuang bangkai babi sembarangan sama dengan yang dibuangnya itu. Karena babi juga tidak punya pikiran dan seenaknya saja berprilaku, kesalnya lagi. Dan hal itu terjadi mungkin akibat miris perasaannya ketika melihat bangkai babi yang dibuang sembarangan.
“Memang kalau dasarnya punya hati nurani, seharusnya para pelaku tidak membuang babi ke sungai yang pada dasarnya masih dipakai masyarakat lain. Apalagi babi yang dibuang ke sungai itu, bisa mencemari air yang mengalir di Kota Medan ini,” ujar Anggota DPRD Medan periode 2014-2019 itu.
Para pembuang bangkai babi itu sebenarnya sudah tidak punya perasaan dan tidak memikirkan orang lain. Dengan membuang bangkai babi ke sungai atau ke pinggir jalan, itu namanya mencemari lingkungan. Saat beternak babi, para peternak banyak yang tidak memikirkan warga sekitar. Bahkan saat panen ternaknya, mungkin saja para tetangga tidak mendapatkan apapun dari peternak.
Namun saat ternaknya mati, dengan seenak perutnya, peternak membuang ke sungai dan ke pinggir jalan. Dengan alasan apapun seharunya para peternak tidak boleh membuang bangkainya ke sungai, tegasnya.
Untuk itu, warga khususnya para peternak yang saat ini mengalami musibah ternaknya banyak mati, agar tidak mencemari lingkungan dengan membuangnya ke sungai. Harus ada koordinasi dengan pihak pemerintahan, agar persoalan itu bisa dicari solusinya. Misalnya dengan melakukan penguburan massal dimana pihak pemerintahan mencarikan lahan untuk mengubur bangkai ternak yang mati, ujarnya.
Plt Wali Kota Medan diharapkan mengumpulkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk melaksanakan koordinasi mencari solusi permasalahan ini, pungkasnya. (s1)