Ilustrasi motor listrik. Foto: Infografis detikcom/M Fakhry Arrizal
Hitung-hitungan Beli Motor Listrik Subsidi vs Motor Bensin, Hemat Mana?
Jakarta - Era motor listrik sudah di depan mata. Bahkan pemerintah memberikan 'karpet merah' untuk motor listrik dengan memberi bantuan sebesar Rp 7 juta. Tapi mana yang lebih murah, beli motor bensin atau beli motor listrik?
Pemerintah telah mengumumkan bahwa motor listrik bakal mendapat bantuan Rp 7 juta. Harapannya, harga motor listrik bisa lebih terjangkau. Dengan begitu, penjualan motor listrik bakal bersaing dengan motor bensin.
Saat ini, baru ada tiga merek motor listrik yang dipastikan mendapat bantuan dari pemerintah yaitu Gesits, Volta, dan Selis. Kalau diperhatikan, dengan adanya 'subsidi', harga motor listrik dari ketiga merek itu berkurang cukup signifikan. Gesits misalnya harga motor listriknya jadi Rp 20 jutaan.
Kemudian Volta juga mengumumkan dengan bantuan pemerintah, salah satu tipe motor listriknya bakal dijual Rp 9 jutaan. Selis pun demikian, bila melihat deretan model motor listrik yang ditawarkan ada yang bakal dijual Rp 4 jutaan dengan bantuan itu. Dari sisi harga, motor listrik itu jelas lebih murah. Sebagai perbandingan dengan motor bensin yang cukup populer di Indonesia, harganya berada di kisaran Rp 17-18 jutaan.
Perhitungan Motor Listrik
Lalu bagaimana dengan biaya operasional? detikOto melakukan simulasi perhitungan sederhana soal biaya motor listrik vs motor bensin. Motor listrik diklaim memiliki jarak tempuh 50-60 km dalam satu kali pengisian baterai. Contohnya motor listrik Gesits bisa menempuh jarak 50 km dengan 1 baterai. Baterai itu memiliki kapasitas 72 V 20 Ah atau kalau dikonversi sekitar 1,44 kWh.
Kemudian untuk tarifnya, bila daya di rumah 1.300 VA-2.200 VA maka akan dikenakan Rp 1.444,70 per kWh. Bila dikalikan dengan kapasitas baterai 1,44 kWh biaya hanya Rp 2.080,368 atau sekitar Rp 2.100. Dengan modal Rp 2.100 motor sudah bisa menempuh jarak sekitar 50 km.
Contoh lainnya adalah motor listrik Volta, memiliki baterai berkapasitas 60 V 23 Ah atau setara dengan 1,38 kWh. Dengan dua slot baterai, motor listrik ini bisa menempuh jarak 120 km. Artinya kapasitas baterai untuk menempuh jarak 120 km sekitar 2,76 kWh. Untuk itu, biaya pengisiannya sekitar Rp 3.987,372 atau sekitar Rp 4.000.
Kemudian dari sisi perawatan, tidak ada penggantian oli yang dilakukan seperti halnya motor bensin. Namun bukan berarti tidak ada perawatan yang dilakukan. Mengutip laman resmi Gesits, perawatan berkala dilakukan setiap 6 bulan sekali. Komponen yang dirawat dan dicek antara lain cairan rem, rem depan, sabuk transisi, hingga motor penggerak.
Motor bensin dengan harga Rp 17-18 jutaan biasanya memiliki daya jelajah yang tak jauh berbeda. Contohnya Honda BeAT yang diklaim memiliki konsumsi BBM 1:60,6. Biaya 1 liter bensin tergantung jenis yang digunakan. Kalau BBM yang digunakan jenis Pertalite, maka untuk menempuh jarak sekitar 60 km membutuhkan biaya Rp 10.000. Bila menggunakan Pertamax, untuk mencapai jarak 60 km maka harus mengeluarkan biaya Rp 13.800. Biaya itu masih di luar, biaya perawatan berupa penggantian oli dan spare part.
Jika diperhatikan, dari sisi biaya operasional sehari-hari menggunakan motor listrik akan lebih hemat. Untuk menempuh jarak 120 km, bahkan biaya yang dikeluarkan tidak sampai Rp 5.000. Sementara motor bensin, untuk menempuh jarak serupa maka bila menggunakan Pertalite akan keluar uang Rp 20.000.(detik.com)